Sabtu, 19 April 2014

Usia dan Emosi Sehat Berpacaran


By. Julianto Simanjuntak ***
Kasus:
Seorang Ibu kuatir banget anaknya yang masih duduk di dua SMP sudah pacaran. Asyik chatting hingga tengah malam. Telpon menghabiskan pulsa ratusan ribu. Pelajarannya merosot, dan makin suka membantah orangtua jika ditegur. Pacar menjadi segalanya. Sang Ibu stres, dan makin sering bertengkar dengan  putri satu-satunya ini”


Usia Matang Pacaran
Kapan sih baiknya seseorang berpacaran? Apa bahaya pacaran di usia dini? Apa manfaat pacaran di usia yang cukup matang?
Usia yang matang dan stabil bagi seorang pria umumnya 21 tahun dan wanita 19 tahun.  Saat itu Anda sedang memasuki remaja akhir. Jika pengasuhan ortu normal,  pada masa itu identitas diri  relatif sudah terbentuk.
Maka di usia itulah  dianggap aman untuk mulai PDKT  alias pendekatan. Jika sudah melakukan perkenalan yang akrab (persahabatan) selama 6 bulan hingga setahun maka kalau ada kecocokan maka bisa dilanjutkan ke masa pacaran. Artinya usia si pria menjelang 22 dan si perempuan 20. (dalam kasus tertentu bisa saja lebih muda, hanya butuh kematangan yang khusus agar tidak mengganggu)


Kematangan Relasi dan Akademis
Sebagian besar remaja pada usia belasan bermasalah dengan orangtua, ada kecenderungan melawan figur otoritas. Merasa sudah besar dan dapat menentukan sendiri, terutama soal pertemanan. Sebaiknya pada usia ini membangun relasi harmonis dengan orang tua, respek kepada ortu berdampak pada relasi Anda dengan teman khusus. Jangan sampai berpacaran sekedar melarikan diri dari lingkungan rumah yang tidak menyenangkan.
Akan  lebih baik  jika Anda yang ingin berpacaran sudah stabil dan matang tidak hanya emosi tapi juga dalam  studi. Kematangan akademis sangat penting dibangun selama usia sekolah/kuliah. Kalau  nilai belajar (IPK) dan kematangan akademis Anda bermasalah, maka sangatlah bijak menunda berpacaran agar bisa fokus untuk studi.
Mengapa? Jangan lupa panggilan anda sebagai seorang siswa/ mahasiswa adalah belajar. Nilai baik dari studi Anda merupakan persembahan yang baik untuk Tuhan, dan penghargaan yang tinggi untuk ortu.
Nilai yang baik juga  Sebagai dasar karir anda kelak.  Jika nilai IPK anda rendah bisa bermasalah saat mencari kerja atau melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Termasuk susah bila harus mencari bea siswa pasca sarjana.
Karir atau pekerjaan merupakan  fondasi kalian masuk dalam rumah nikah. Pekerjaan yang baik menghasilkan finansial yang sehat, keuangan yang baik dibutuhkan bagi perkawinan yang kuat.  Jadi semua ada korelasinya.


Pacaran Sehat
Namun jika ada masalah dengan perkembangan emosi saat Anda masih  kanak dan remaja, maka pacaran di usia 21 pun bisa bermasalah. Khususnya jika seseorang kurang kasih sayang orangtua, mengalami kekerasan dan sebagainya,  menyisakan kebutuhan tertentu. Meski usia  21 atau 25 secara biologis tapi “usia emosi” orang tersebut masih kanak kanak.
Kondisi (hati)  orang tersebur  penulis umpamakan Gelas cintanya.  Karena  kurang kasih ortu, lalu dia  mencari kasih sayang itu dari pacar. Akibatnya  cenderung minta perhatian berlebih, hingga  mudah cemburu buta dsb. Cintanya laksana spon yang terus menghisap tak habis-habisnya.
Orang yang dibesarkan kurang kasih sayang kadang menimbulkan sifat obsesif. Ada Perasaan yang terlalu memiliki pacar, seolah sudah menjadi istri/suaminya. Nah akibatnya sang pacar merasa terkekang, tidak tahan lalu minta  putus.
Ironisnya ialah jika sudah terjadi hubungan emosi mendalam. Timbul trauma. Apalagi jika ada hubungan fisik mendalam selama pacaran. Ini  sangat merugikan baik pria maupun wanita.
Kerugiannya:  Bagi pria jadi kepingin melakukan hal yang sama dengan pacar baru (sudah tahu enaknya), dan suka membandingkan. Sedangkan si  wanita merasa diri kurang berharga dan takut ketahuan pacar baru. Lingkaran setan mulai terbentuk.
Pacaran sehat  membutuhkan kedewasaan emosi. Cirinya antara lain ada penguasaan diri yang baik, mampu berempati, tidak mementingkan diri dan cakap mengelola emosi negatif. Dsamping itu  cakap memotivasi diri sendiri, trampil mengelola konflik dan mudah minta maaf serta menghargai pasangan. Sadar bahwa hubungan ini masih tahap pacaran, dan membatasi  intimasi fisik.


Penutup
Untuk masa depan yang cerah fokuslah pada studi anda. Menimba ilmu, menambah skil dan mengembangkan bakat sebaik baiknya. Namun Jika dengan berpacaran hal itu tidak terganggu dan malah meningkat, silahkan.
Sebelum mulai pacaran, usahakan memiliki pergaulan luas dengan lawan jenis. Pengenalan anda yang memadai  dengan lawan jenis, membuat lebih mudah memahami pacar anda.
Pastikan studi dan fondasi karir anda sudah siap dengan baik, baru serius membangun relasi. Jika karena pacaran nilai anda hancur, belajar tidak konsen, hubungan dengan ortu rusak, maka cobalah evaluasi lagi.
Ini sekedar berbagi (opini), silahkan melengkapi. Semoga  bermanfaat, thx untuk vote dan komen
Bang JS


sumber: Julianto Simanjuntak

Kamis, 10 April 2014

Harapan Yang Membawa Terang

Ada dua orang buta yang seorang yang sudah tua dan yang seorang masih muda, mereka adalah guru dan murid, mereka mencari nafkah dengan bermain kecapi.

Pada suatu hari orang buta yang tua ini jatuh sakit, dia tahu umurnya sudah tidak panjang lagi, lalu dia memanggil muridnya ke samping tempat tidurnya.

Tangannya yang gemetaran menggengam tangan muridnya dengan susah payah berkata,” Anakku, didalam sini ada sebuah resep rahasia, resep rahasia ini akan membuat engkau melihat dunia terang lagi, aku menyembunyikannya didalam kecapi ini, tetapi kamu harus ingat, kamu harus bermain kecapi sampai seribu senar kecapi ini terputus, baru boleh mengeluarkan resep rahasia ini, jika tidak kamu tidak akan melihat cahaya terang lagi.”

Si buta kecil ini sambil menghapus air matanya berjanji kepada gurunya, gurunya dengan tersenyum damai pergi meninggalkan dunia ini.

Sehari demi sehari berlalu, setahun demi setahun berlalu, si buta kecil selalu ingat kepada pesan gurunya, selembar demi selembar tari senar putus disimpannya baik-baik, selalu menghitungnya didalam hati. Ketika dia bermain sampai tari senar yang ke 1000 terputus, pemuda kecil buta yang lemah yang dulu sekarang sudah menjadi si buta tua renta.

Dia tidak dapat mengekang rasa bahagia yang ada didalam hatinya, dengan tangan gemetar dia membuka kecapinya, mengeluarkan resep rahasia yang ada didalam kecapi.

Kemudian, orang lain memberitahu kepadanya bahwa itu adalah sepotong kertas kosong, diatas kertas itu tidak tertulis sepatah katapun, air matanya menetes diatas kertas, dia tertawa.

Apakah si buta tua membohongi si buta kecil?

Si buta tua yang dahulunya adalah si buta kecil, memegang kertas putih yang tidak ada tulisan sama sekali, lalu kenapa dia malahan bisa tertawa?

Pada saat dia membuka resep rahasia itu, seketika itu juga dia menjadi mengerti makna yang terkandung didalam hati gurunya, walaupun hanya sepotong kertas putih, tetapi itu merupakan sebuah resep rahasia tanpa tulisan, resep rahasia yang tidak akan ada orang tahu.

Hanya dia sendiri yang dari kecil menemani gurunya bermain kecapi yang mengerti makna yang terkandung dalam resep rahasia yang tanpa tulisan ini.

Resep rahasia itu adalah "HARAPAN" yang memancarkan sinar terang, yang ketika dia berada dalam kesusahan menghadapi perjalanan hidup ini gurunya menyalakan sinar terang ini untuk menemani menjalani perjalanan hidup yang susah ini, jika tidak ada sinar terang ini, dia mungkin sudah ditelan oleh kegelapan hidup ini, mungkin dari dahulu dia sudah tersungkur jatuh oleh kesusahan hidup ini.

Karena "HARAPAN" akan seberkas terang ini, dia dapat bermain kecapi sampai seribu senarnya terputus, karena dia ingin bisa melihat cahaya terang lagi, dengan teguh tanpa goyah mempercayai pesan gurunya.

Kegelapan bukan selamanya terjadi, asalkan tidak mudah melepaskan keyakinan, setelah semua kegelapan ini berlalu, akan ada cahaya yang tidak terbatas.

Setelah menaklukkan berbagai rintangan dan kesusahan, kepercayaan yang teguh ini akhirnya membuat hatinya bisa melihat cahaya terang yang sebenarnya.

Apakah akhirnya dapat melihat sinar terang didunia ini hal yang perlu dibanggakan?

Manusia memiliki sepasang mata yang terang, tetapi memiliki sisi hati yang gelap, apakah ini berguna?

sumber : Yang-Kung