Senin, 15 Desember 2014

MENAMBANG DOLLAR GRATIS

Mau cari dollar gratis hanya dengan HP Android?
Simak ya langkah-langkahnya :)

1. Download WHAFF Rewards melalui Play Store.
2. Jalankan WHAFF Rewards
.
3. Login dengan Facebook anda.
4. Masukkan invite code premium: AL25194. Langsung GRATIS saldo sebesar 0,30$ di akun anda.
5. Buka WHAFF PICKS, lakukan share, like, review, download app/game, dll.
6. Buka PREMIUM PICKS, lakukan hal yg sama pada poin 5.
7. Sebarkan informasi ini ke semua teman Anda.
8. Kumpulkan sebanyak 10$ dan nanti bisa di Exchange ke Google Play Gift Card, Amazon Gift Card, Paypal, iTunes Gift Card dan masih banyak lagi. 

Mudahkan? Silahkan Mencoba
Be Success :D

Kamis, 23 Oktober 2014



Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh para profesor di USA, ada 2 ekor monyet yang dimasukkan ke dalam satu ruangan kosong secara bersama-2. Kita sebut saja monyet tersebut Monyet A dan B. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah tiang, dan diatas tiang tersebut nampak beberapa pisang yang sudah matang. Apa yang akan dilakukan oleh 2 monyet tersebut menurut anda ?
Setelah membiasakan diri dengan keadaan lingkungan di dalam ruangan tersebut, mereka mulai mencoba meraih pisang-2 tersebut. Monyet A yang mula-2 mencoba mendaki tiang. Begitu monyet A berada di tengah tiang, sang profesor menyemprotkan air kepadanya, sehingga terpleset dan jatuh. Monyet A mencoba lagi, dan disemprot, jatuh lagi, demikian berkali-2 sampai akhirnya monyet A menyerah. Giliran berikutnya monyet B yang mencoba, mengalami kejadian serupa, dan akhirnya menyerah pula.

Berikutnya ke dalam ruangan dimasukkan monyet C. Yang menarik adalah, para profesor tidak akan lagi menyemprot para monyet jika mereka naik. Begitu si monyet C mulai menyentuh tiang, dia langsung ditarik oleh monyet A dan B. Mereka berusaha mencegah, agar monyet C tidak mengalami `kesialan’ seperti mereka. Karena dicegah terus dan diberi nasehat tentang bahayanya bila mencoba memanjat keatas, monyet C akhirnya takut juga dan tidak pernah memanjat lagi.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh para profesor adalah mengeluarkan monyet A dan B, serta memasukkan monyet D dan E. Sama seperti monyet-2 sebelumnya, monyet D dan E juga tertarik dengan pisang diatas tiang dan mencoba memanjatnya. Monyet C secara spontan langsung mencegah keduanya agar tidak naik. “Hai, mengapa kami tidak boleh naik ?” protes keduanya”.
Ada teman-2 yang memberitahu saya, bahwa naik ke atas itu berbahaya. Saya juga tidak tahu, ada apa di atas, tapi lebih baik cari aman saja, jangan keatas deh” jelas monyet C.
Monyet D percaya dan tidak berani naik, tapi tidak demikian dengan monyet E yang memang bandel. “Saya ingin tahu, bahaya seperti apa sih, yang ada di atas … Dan kalau ada bahaya, masak iya saya tidak bisa menghindarinya ?” tegas monyet E. Walaupun sudah dicegah oleh monyet C dan D, monyet E nekad naik …
Dan karena memang sudah tidak disemprot lagi, monyet E bisa meraih pisang yang d iinginkannya…..
Renungan
==================
Manakah diantara karakter diatas yang menggambarkan tingkah laku anda saat ini ?
Karakter A dan B adalah orang yang pernah melakukan sesuatu, dan gagal. Karena itu mereka kapok, tidak akan mengulanginya lagi, dan berusaha mengajarkan ke orang lain tentang kegagalan tersebut. Mereka tidak ingin orang lain juga gagal seperti mereka. Karakter C dan D, adalah orang yang menerima petunjuk dari orang lain, hal-2 apa yang tidak boleh dilakukan, dan mereka mematuhinya tanpa berani mencobanya sendiri. Karakter E adalah type orang yang tidak mudah percaya dengan sesuatu, sebelum mereka mencobanya sendiri. Mereka juga berani menentang arus dan menanggung resiko asalkan bisa mencapai keinginan mereka.
Pisang dalam cerita diatas menggambarkan impian kita. Setiap orang dalam hidup ini mempunyai impian yang tinggi tentang masa depannya. Namun sayangnya, banyak sekali hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang menyebabkan impian kita terkubur. Orang-2 dengan karakter ABCD akan mengatakan kepada kita hal-2 seperti ini”,Sudahlah, jangan melakukan pekerjaan yang sia-2 seperti itu. Percuma. Saya dulu sudah pernah melakukannya berkali-2 dan gagal. Sebagai seorang teman yang baik, saya tidak mau kamu gagal seperti saya” atau mungkin kalimat “Kamu mau gagal kayak si X … lebih baik lakukan sesuatu yang pasti-pasti saja deh”. Bukankah hal-2 seperti itu yang sering kita dengar sehari-2 ?
Orang dengan karakter E akan selalu berpikir optimis dalam menjalankan sesuatu. “Kalaupun orang lain gagal melakukan sesuatu, belum tentu saya juga akan gagal” adalah kekuatan yang selalu memompa motivasinya.
Dan kegagalan orang lain dapat dipelajari dan dijadikan batu loncatan untuk melangkah lebih baik, bukannya dijadikan suatu ketakutan.
Nah, saya akan memberikan satu ilustrasi lagi. Saya akan membawa anda ke tahun 70-an. Apa yang akan anda lakukan, bila suatu hari ada seorang mahasiswa bercelana jeans, kacamata tebal, bertampang culun, bajunya lusuh, datang menemui anda dan berkata “Saya punya suatu produk yang bagus, tapi saya tidak punya modal. Mau gak pinjamin saya modal 100 dollar ? Kalau produk ini sukses, kita berdua bakal jadi orang paling kaya di dunia lho”.
Hampir semua akan menghina dan mentertawakan mahasiswa tsb, bahkan mungkin menganggapnya gila.
Berapa orang yang akan menjawab “Wow, bagus sekali, coba jelaskan apa rencana anda, agar kita bisa sama-2 kaya ?” Mungkin satu orang diantara sejuta, mungkin juga tidak ada.
Bagaimana kalau saya katakan bahwa mahasiswa tersebut adalah Bill Gates, yang kini sudah mencapai impiannya menjadi orang terkaya di dunia ?
Bukankah itu dulu yang dilakukan Bill Gates pada awal karirnya . Dikelilingi orang type ABCD, ditolak, dilecehkan, dan berbagai macam hinaan lainnya. Untungnya, Bill Gates termasuk orang dengan karakter E. Dan dengan pengorbanan dan kerja keras, dia berhasil meraih impiannya.
" Jangan biarkan orang lain membunuh impian anda. Maju terus, hadapi semua rintangan dan raih impian anda. "
Sumber : resensi.net

Senin, 06 Oktober 2014


Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih. Tidak ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk datang ke kantornya.

“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.

“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah kehilangan hidup ini.

Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum penuh simpati.

“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan, ia menulis apa-apa yang masih tersisa.

“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap dalam kesedihan.

“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”

“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.

“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku! “

“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.

“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan “Istri yang amat mencintai”. Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”

“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”

“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak berada dalam penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.Setelah beberapa pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud Norman dan tertawa pada diri sendiri.

“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir dengan cara seperti itu,” katanya.

Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan. Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran, duniapun akan terjungkir balik…….

Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif…..

Norman Vincent Peale

Penulis buku The Power of Positive Thinking

Kamis, 11 September 2014



Seperti biasa Rudi, kepala cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Imron, putra pertamanya yang baru duduk di kelas dua SD yang membukakan pintu. Ia nampaknya sudah menunggu cukup lama.
“Kok, belum tidur?” sapa Rudi sambil mencium anaknya.
Biasanya, Imron memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.
Sambil membuntuti sang ayah menuju ruang keluarga, Imron menjawab, “Aku nunggu Ayah pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Ayah?”
“Lho, tumben, kok nanya gaji Ayah? Mau minta uang lagi, ya?”
“Ah, enggak. Pengen tahu aja.”
“Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Ayah bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp 400.000,-. Dan setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja, Jadi, gaji Ayah dalam satu bulan berapa, hayo?”
Imron berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar, sementara ayahnya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Rudi beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Imron berlari mengikutinya.
“Kalau satu hari ayah dibayar Rp 400.000,- untuk 10 jam, berarti satu jam ayah digaji Rp 40.000,- dong,” katanya.
“Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, bobok,” perintah Rudi.
Tetapi Imron tak beranjak.
Sambil menyaksikan ayahnya berganti pakaian, Imron kembali bertanya, “Ayah, aku boleh pinjam uang Rp 5.000,- nggak?”
“Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini? Ayah capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah.”
“Tapi, Ayah…” Kesabaran Rudi habis.
“Ayah bilang tidur!” hardiknya mengejutkan Imron.
Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Rudi nampak menyesali hardikannya, Ia pun menengok Imron di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Imron didapatinya sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp 15.000,- di tangannya.
Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Rudi berkata, “Maafkan Ayah, Nak. Ayah sayang sama Imron. Buat apa sih minta uang malam-malam begini? Kalau mau beli mainan, besok’ kan bisa. Jangankan Rp 5.000 ,- lebih dari itu pun ayah kasih.”
“Ayah, aku nggak minta uang. Aku pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini.”
“Iya, iya, tapi buat apa?” tanya Rudi lembut.
“Aku menunggu Ayah dari jam 8. Aku mau ajak Ayah main ular tangga. Tiga puluh menit saja. Ibu sering bilang kalau waktu Ayah itu sangat berharga. Jadi, aku mau beli waktu ayah. Aku buka tabunganku, ada Rp 15.000,-. Tapi karena Ayah bilang satu jam Ayah dibayar Rp 40.000,-, maka setengah jam harus Rp 20.000,-. Duit tabunganku kurang Rp 5.000,-. Makanya aku mau pinjam dari Ayah,” kata Imron polos.
Rudi terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat.
Sumber : motivation-live.blogspot.com

Jumat, 02 Mei 2014

Katak Ingin Berjalan dengan Dua Kaki


Dalam kolam di lingkungan taman sebuah vihara, tinggallah sekumpulan katak. Salah satu katak itu gemar mendengarkan lantunan lagu-lagu do’a dari dalam vihara. Setiap pagi ia sengaja melompat ke tepi kolam dan memperhatikan para pengunjung yang sedang berdoa kepada Buddha.
Lama kelamaan katak itu ingin berdiri dan berjalan seperti para pengunjung yang setiap pagi memberi hormat dan berdo’a kepada sang Buddha. Sudah hampir satu bulan katak itu rajin berdo’a, memohon agar sang Buddha mengabulkan impiannya itu. Tiba-tiba muncul sekilat cahaya terang menerpa kakinya. Sungguh ajaib, sejak saat itu ia dapat berdiri diatas kedua kakinya.
Sang katak merasa sangat girang. Ia segera terjun kedalam kolam, tidak sabar ingin segera menunjukkan kehebatannya berdiri diatas dua kaki kepada katak-katak yang lain. Dengan banggaia menunjukkan kehebatannya, dan menda-patkan respon yang luar biasa dari katak yang lain.
Tetapi celakanya, pada saat yang sama tiba-tiba datang serangan dari seekor ular yang sedari tadi sudah bersiap menerkam sang katak. Sang katak berusaha kabur. Ia berlari dengan kedua kakinya, karena itu ia tidak dapat berlari kencang. Hampir saja ia dimangsa ular, bila tidak ditolong seorangpenjaga taman.
Setelah kejadian itu ia baru mengerti bahwa ia telah menghabiskan terlalu banyak waktu untuk mengagumi kemampuan manusia. Seharusnya waktu yang sangat berharga itu ia manfaatkan untuk mengasah kemampuannya. “Saya ingin melompat lebih jauh dan tinggi, dan menjadi katak pelompat yang paling hebat,” bisiknya dalam hati. Sejak saat itu ia sangat menghargai waktu dan potensinya, dengan terus meningkatkan kemampuan melompat serta menjalani kehidupan dengan lebih bersemangat dan percaya diri.

Pesan :
Kisah tersebut merupakan cerminan kehidupan kita, dimana sangat banyak orang yang mengagumi kelebihan orang lain, misalnya dalam hal fisik yang rupawan, prestasi yang cemerlang ataupun kemampuan lainnya. Sampai-sampai tidak sedikit diantara mereka rela meniru setiap gerak-gerik maupun penampilan orang-orang yang dikagumi. Mereka mengalami krisis identitas.
Padahal sebenarnya diri kita sendiri menyimpan kelebihan-kelebihan yang dapat menjadi kekaguman banyak orang. Mengapa kita tidak ingin membuat orang lain kagum terhadap segala kelebihan yang kita miliki? Jangan hanya mengagumi orang-orang yang telah berhasil itu, tetapi jadikan mereka sebagaiinspirasi untuk mengembangkan potensi besar yang kita miliki. “Untuk memahami hati dan pemikiran seseorang, jangan melihat apa yang telah mereka capai, tapi lihat apa yang mereka inspirasikan saat ini,” kata Kahlil Gibran.
Langkah pertama untuk menjadi kekaguman banyak orang adalah mengenali diri kita sendiri, dengan segala kelebihan dan kekurangan, dengan segala prestasi maupun kesalahan yang pernah kita perbuat. Kemudian ciptakan impian yang mampu menjadi daya dorong atau memicu semangat untuk berbuat sesuatu. Jack Kinder menyebutkan, “Prestasi yang tinggi selalu adalah hasil harapan dari yang tinggi.” Jadi jangan pernah takut untuk bermimpi.
Langkah selanjutnya adalah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang mendekatkan diri kita terhadap impian yang kita tuju. Patahkan kebiasaan-kebiasaan buruk sedikit demi sedikit. Sebaliknya, budayakan kebiasaan-kebiasaan yang membangun dan mampu mengoptimalkan segala potensi yang kita miliki secara bertahap. Misalnya membiasakan diri bertindak disiplin, tepat waktu, berpikir dan bertindak positif dan lain sebagainya. Lambat laun kita akan terbiasa melakukan kegiatan yang konstruktif dan menciptakan prestasi. Karena pada dasarnya, “Tidak pernah ada kata terlambat untuk menjadi apapun yang kita inginkan,” kata George Elliot.

Penulis : Andrew Ho
sumber : Mettawira Mbu

Sabtu, 19 April 2014

Usia dan Emosi Sehat Berpacaran


By. Julianto Simanjuntak ***
Kasus:
Seorang Ibu kuatir banget anaknya yang masih duduk di dua SMP sudah pacaran. Asyik chatting hingga tengah malam. Telpon menghabiskan pulsa ratusan ribu. Pelajarannya merosot, dan makin suka membantah orangtua jika ditegur. Pacar menjadi segalanya. Sang Ibu stres, dan makin sering bertengkar dengan  putri satu-satunya ini”


Usia Matang Pacaran
Kapan sih baiknya seseorang berpacaran? Apa bahaya pacaran di usia dini? Apa manfaat pacaran di usia yang cukup matang?
Usia yang matang dan stabil bagi seorang pria umumnya 21 tahun dan wanita 19 tahun.  Saat itu Anda sedang memasuki remaja akhir. Jika pengasuhan ortu normal,  pada masa itu identitas diri  relatif sudah terbentuk.
Maka di usia itulah  dianggap aman untuk mulai PDKT  alias pendekatan. Jika sudah melakukan perkenalan yang akrab (persahabatan) selama 6 bulan hingga setahun maka kalau ada kecocokan maka bisa dilanjutkan ke masa pacaran. Artinya usia si pria menjelang 22 dan si perempuan 20. (dalam kasus tertentu bisa saja lebih muda, hanya butuh kematangan yang khusus agar tidak mengganggu)


Kematangan Relasi dan Akademis
Sebagian besar remaja pada usia belasan bermasalah dengan orangtua, ada kecenderungan melawan figur otoritas. Merasa sudah besar dan dapat menentukan sendiri, terutama soal pertemanan. Sebaiknya pada usia ini membangun relasi harmonis dengan orang tua, respek kepada ortu berdampak pada relasi Anda dengan teman khusus. Jangan sampai berpacaran sekedar melarikan diri dari lingkungan rumah yang tidak menyenangkan.
Akan  lebih baik  jika Anda yang ingin berpacaran sudah stabil dan matang tidak hanya emosi tapi juga dalam  studi. Kematangan akademis sangat penting dibangun selama usia sekolah/kuliah. Kalau  nilai belajar (IPK) dan kematangan akademis Anda bermasalah, maka sangatlah bijak menunda berpacaran agar bisa fokus untuk studi.
Mengapa? Jangan lupa panggilan anda sebagai seorang siswa/ mahasiswa adalah belajar. Nilai baik dari studi Anda merupakan persembahan yang baik untuk Tuhan, dan penghargaan yang tinggi untuk ortu.
Nilai yang baik juga  Sebagai dasar karir anda kelak.  Jika nilai IPK anda rendah bisa bermasalah saat mencari kerja atau melanjutkan kuliah ke jenjang lebih tinggi. Termasuk susah bila harus mencari bea siswa pasca sarjana.
Karir atau pekerjaan merupakan  fondasi kalian masuk dalam rumah nikah. Pekerjaan yang baik menghasilkan finansial yang sehat, keuangan yang baik dibutuhkan bagi perkawinan yang kuat.  Jadi semua ada korelasinya.


Pacaran Sehat
Namun jika ada masalah dengan perkembangan emosi saat Anda masih  kanak dan remaja, maka pacaran di usia 21 pun bisa bermasalah. Khususnya jika seseorang kurang kasih sayang orangtua, mengalami kekerasan dan sebagainya,  menyisakan kebutuhan tertentu. Meski usia  21 atau 25 secara biologis tapi “usia emosi” orang tersebut masih kanak kanak.
Kondisi (hati)  orang tersebur  penulis umpamakan Gelas cintanya.  Karena  kurang kasih ortu, lalu dia  mencari kasih sayang itu dari pacar. Akibatnya  cenderung minta perhatian berlebih, hingga  mudah cemburu buta dsb. Cintanya laksana spon yang terus menghisap tak habis-habisnya.
Orang yang dibesarkan kurang kasih sayang kadang menimbulkan sifat obsesif. Ada Perasaan yang terlalu memiliki pacar, seolah sudah menjadi istri/suaminya. Nah akibatnya sang pacar merasa terkekang, tidak tahan lalu minta  putus.
Ironisnya ialah jika sudah terjadi hubungan emosi mendalam. Timbul trauma. Apalagi jika ada hubungan fisik mendalam selama pacaran. Ini  sangat merugikan baik pria maupun wanita.
Kerugiannya:  Bagi pria jadi kepingin melakukan hal yang sama dengan pacar baru (sudah tahu enaknya), dan suka membandingkan. Sedangkan si  wanita merasa diri kurang berharga dan takut ketahuan pacar baru. Lingkaran setan mulai terbentuk.
Pacaran sehat  membutuhkan kedewasaan emosi. Cirinya antara lain ada penguasaan diri yang baik, mampu berempati, tidak mementingkan diri dan cakap mengelola emosi negatif. Dsamping itu  cakap memotivasi diri sendiri, trampil mengelola konflik dan mudah minta maaf serta menghargai pasangan. Sadar bahwa hubungan ini masih tahap pacaran, dan membatasi  intimasi fisik.


Penutup
Untuk masa depan yang cerah fokuslah pada studi anda. Menimba ilmu, menambah skil dan mengembangkan bakat sebaik baiknya. Namun Jika dengan berpacaran hal itu tidak terganggu dan malah meningkat, silahkan.
Sebelum mulai pacaran, usahakan memiliki pergaulan luas dengan lawan jenis. Pengenalan anda yang memadai  dengan lawan jenis, membuat lebih mudah memahami pacar anda.
Pastikan studi dan fondasi karir anda sudah siap dengan baik, baru serius membangun relasi. Jika karena pacaran nilai anda hancur, belajar tidak konsen, hubungan dengan ortu rusak, maka cobalah evaluasi lagi.
Ini sekedar berbagi (opini), silahkan melengkapi. Semoga  bermanfaat, thx untuk vote dan komen
Bang JS


sumber: Julianto Simanjuntak

Kamis, 10 April 2014

Harapan Yang Membawa Terang

Ada dua orang buta yang seorang yang sudah tua dan yang seorang masih muda, mereka adalah guru dan murid, mereka mencari nafkah dengan bermain kecapi.

Pada suatu hari orang buta yang tua ini jatuh sakit, dia tahu umurnya sudah tidak panjang lagi, lalu dia memanggil muridnya ke samping tempat tidurnya.

Tangannya yang gemetaran menggengam tangan muridnya dengan susah payah berkata,” Anakku, didalam sini ada sebuah resep rahasia, resep rahasia ini akan membuat engkau melihat dunia terang lagi, aku menyembunyikannya didalam kecapi ini, tetapi kamu harus ingat, kamu harus bermain kecapi sampai seribu senar kecapi ini terputus, baru boleh mengeluarkan resep rahasia ini, jika tidak kamu tidak akan melihat cahaya terang lagi.”

Si buta kecil ini sambil menghapus air matanya berjanji kepada gurunya, gurunya dengan tersenyum damai pergi meninggalkan dunia ini.

Sehari demi sehari berlalu, setahun demi setahun berlalu, si buta kecil selalu ingat kepada pesan gurunya, selembar demi selembar tari senar putus disimpannya baik-baik, selalu menghitungnya didalam hati. Ketika dia bermain sampai tari senar yang ke 1000 terputus, pemuda kecil buta yang lemah yang dulu sekarang sudah menjadi si buta tua renta.

Dia tidak dapat mengekang rasa bahagia yang ada didalam hatinya, dengan tangan gemetar dia membuka kecapinya, mengeluarkan resep rahasia yang ada didalam kecapi.

Kemudian, orang lain memberitahu kepadanya bahwa itu adalah sepotong kertas kosong, diatas kertas itu tidak tertulis sepatah katapun, air matanya menetes diatas kertas, dia tertawa.

Apakah si buta tua membohongi si buta kecil?

Si buta tua yang dahulunya adalah si buta kecil, memegang kertas putih yang tidak ada tulisan sama sekali, lalu kenapa dia malahan bisa tertawa?

Pada saat dia membuka resep rahasia itu, seketika itu juga dia menjadi mengerti makna yang terkandung didalam hati gurunya, walaupun hanya sepotong kertas putih, tetapi itu merupakan sebuah resep rahasia tanpa tulisan, resep rahasia yang tidak akan ada orang tahu.

Hanya dia sendiri yang dari kecil menemani gurunya bermain kecapi yang mengerti makna yang terkandung dalam resep rahasia yang tanpa tulisan ini.

Resep rahasia itu adalah "HARAPAN" yang memancarkan sinar terang, yang ketika dia berada dalam kesusahan menghadapi perjalanan hidup ini gurunya menyalakan sinar terang ini untuk menemani menjalani perjalanan hidup yang susah ini, jika tidak ada sinar terang ini, dia mungkin sudah ditelan oleh kegelapan hidup ini, mungkin dari dahulu dia sudah tersungkur jatuh oleh kesusahan hidup ini.

Karena "HARAPAN" akan seberkas terang ini, dia dapat bermain kecapi sampai seribu senarnya terputus, karena dia ingin bisa melihat cahaya terang lagi, dengan teguh tanpa goyah mempercayai pesan gurunya.

Kegelapan bukan selamanya terjadi, asalkan tidak mudah melepaskan keyakinan, setelah semua kegelapan ini berlalu, akan ada cahaya yang tidak terbatas.

Setelah menaklukkan berbagai rintangan dan kesusahan, kepercayaan yang teguh ini akhirnya membuat hatinya bisa melihat cahaya terang yang sebenarnya.

Apakah akhirnya dapat melihat sinar terang didunia ini hal yang perlu dibanggakan?

Manusia memiliki sepasang mata yang terang, tetapi memiliki sisi hati yang gelap, apakah ini berguna?

sumber : Yang-Kung